MENULIS DENGAN TOJTRP


Resume dari Penulis Man Jadda Wajada “Akbar Zainudin”
(oleh: Abdul Azis Muslim)

Apa yang disampaikan oleh Bang Akbar alumni Gontor terasa mudah dipahami dan realistis tapi jika dilaksanakan dalam realitas ternyata tidak mudah juga. Dengan singkatan “TOJTRP” Bang Akbar mampu menyederhanakan bagaimana menulis dengan mudah tapi rasional.

Pertama menurut beliau yaitu menentukan Tema (T). Menurutnya setiap buku pasti punya tema besar yang menjadi pedoman atau rel yang mengikat kita dari awal sampai akhir tulisan. Sehingga hukumnya wajib bagi seorang penulis untuk menentukan sebuah desain besar. Menurut saya tema bisa jadi view atau sudut pandang. Setiap penulis pasti mempunyai focus materi apa yang hendak ditulis. Tema yang disukai oleh Bang Akbar rata-rata berkisah tentang motivasi sebagaimana bukunya yang berjudul man jadda wajadda yang bermakna apa yang diusahakan itulah yang akan diraih. Berkat tulisannya yang luar biasa tersebut sehingga dia sanggup berkelana dari satu propinsi ke propinsi yang lain, hanya dengan bekal menulis suatu karya.
Langkah kedua yang harus dilakukan seorang penulis yaitu menentukan outline (O) atau bisa disebut daftar isi. Menurutnya outline mempunya kegunaan diantaranya mengarahkan tulisan agar tetap direl, sebagai bahan penyusunan target dan penyelesaian tulisan sehingga muaranya buku bisa selesai. Intinya outline membimbing dan memandu penulis kemana dan bagaimana tulisan bisa selesai dengan efektif dan efisien.
Langkah yang berikutnya yang wajib dilakukan seorang penulis agar sukses menulis yaitu menyusun jadwal (J) penulisan. Misalnya ada 30 judul artikel maka penulis sejak awal merencanakan dan menyusun dengan detail jadwal penulisan. Dengan menyusun jadwal bisa menjadi alat control dan evaluasi diri sejauhmana tulisan bisa selesai dengan target.
Lalu apa lagi setelah mempunyai jadwal? Langkah berikutnya yaitu tuliskan (T). Penulis harus segera menuliskan segala hal yang sudah direncanakan sebelumnya kedalam tulisan. Tulis, tulis dan tulis jangan takut salah. Pokoknya selesaikan semua tulisan sesuai dengan apa yang ada dalam benak kita.
Selanjutnya setelah semua tulisan selesai baru melaksanakan kegiatan berupa revisi (R). Draf buku yang sudah dibuat jangan lupa untuk direvisi. Apa to yang direvisi? yaitu draf buku yang sudah diselesaikan sebelumnya. Pertama adalah data dan informasi yang kurang. Kedua, tata bahasa sesuai dengan EYD. Ketiga, mengenai gaya tulisan harus disamakan dari awal sampai akhir. Terakhir, judul artikel juga jangan lupa dipilah dan dipilih mana yang menarik bagi pembaca.
Langkah terakhir yang tidak kalah penting dan wajib pula dilakukan seorang penulis yang ingin sukses yaitu mengirimkan naskah yang sudah jadi ke penerbit (P). Apa sih yang menjadi pertimbangan utamanya penerbit. Menurut beliau yang paling penting tentu saja laku atau tidak buku tersebut jika dicetak. Hal ini tentu saja menyangkut mengenai kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah pembaca butuh kita?berapa banyak orang yang butuh?buku kita menjawab kebutuhan apa?. Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita maka peluang diterbitkan akan semakin besar pula. Maka lagi-lagi menurut Bang Akbar seorang penulis wajib memahami buku yang dibuat. Siapa yang akan beli buku kita dan siapa yang akan membaca karya kita tersebut.
Hal lain yang mesti diperhatikan seorang penulis adalah apa sih yang membedakan buku kita dengan buku sejenisnya. Maka seorang penulis harus mempunyai karakteristik yang unik sehingga mempunyai nilai tambah bagi karyanya tersebut.
Selain itu, penerbit juga akan mengeksplorasi kemampuan penulis sejauh mana mampu membantu pemasaran buku yang ditulis penulis tersebut. Hal ini juga harus menjadi pertimbangan seorang penulis jika hendak bekerjasama dengan penerbit.
Lantas apakah ketika kita hendak menerbitkan buku harus membayar? Menurut Bang Akbar, kita sebagai penulis tidak perlu membayar ke penerbit. Penulis bahkan mendapatkan royalty. Rata-rata royaltinya 10% dari angka penjualan buku yang terjual.
Lalu bagaimana caranya mengirim naskah? Pertama, naskah harus sudah jadi. Kedua, diprint kemudian dikirim dalam bentuk hardcopy dan softcopy dalam bentuk cd atau flashdisk. Kepastian dari penerbit diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Inti yang ingin disampaikan Bang Akbar dalam diskusi Minggu malam (5/4) adalah tentang jam terbang dan latihan untuk menulis secara terus menerus. Setiap hari menulis dan menulis membuat seorang penulis terasah untuk menemukan intuisi menulis yang bagus.
Dalam diskusi tersebut Bang Akbar juga memberikan tips dan trik untuk menulis naskah non fiksi maka ada tiga komponen yang mesti diperhatikan. Pertama, opening atau pendahuluan. Kedua, Isi naskah yang berisi teori-teori, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, tip and trik. Ketiga, kesimpulan dan penutup. Sementara, jika bentuknya tulisan maka memuat empat komponen utama. Pertama, tokoh. Kedua, karakter tiap tokoh. Ketiga. Alur atau plot cerita. Keempat, klimak dan ending cerita.
Tips lain yang dibagikan Bang Akbar, buku yang diterbitkan sekitar 100 halaman. Rata-rata dipasaran buku yang diterbitkan kisaran 200-300 halaman. Jika diukur dengan karakter sekitar 40.000-60.000 karakter.
Trik untuk membuat judul yang nendang menurut Bang Akbar yaitu pertama, judulnya harus provokatif misalnya “Kamu Gagal Terus?Ini cara praktis Lulus Ujian”. Kedua, judul jelas, tegas dan sederhana. Biasanya untuk buku judulnya sebanyak 3 kata. Ingin lebih jelas tentang cara menulis buku dan menerbitkannya. Ingin lebih paham yang disampaikan Bang Akbar. Silahkan bisa melihat disini videonya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membayangkan Seminggu Tidak Menulis Dipecat, Rahasia Sukses Profesor Richardus Eko Indrajit Menulis 75 Buku

PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN INSTRUKSI PENDIDIKAN