Membayangkan Seminggu Tidak Menulis Dipecat, Rahasia Sukses Profesor Richardus Eko Indrajit Menulis 75 Buku

Oleh : Abdul Azis Muslim

Inspirasi orang-orang sukses menulis luar biasa. Salah satunya seperti yang diutarakan oleh Prof. DR. Richardus Eko Indrajit. Mengajar merupakan bagian hidup yang tidak terpisahkan dari kehidupannya sejak kecil. “saya sudah mengajar semenjak di sekolah dasar, waktu itu saya besar di kota terpencil Dumai di Riau. mengajar sudah menjadi hobby saya dari kecil. sehingga tidak ada hari tanpa mengajar,” ungkapnya dalam diklat Online yang diselenggarakan oleh PGRI dibawah asuhan Omjay.

Sejak masih di Dumai Riau Prof Ekoji sudah mengajar macam-macam. mulai dari mengajar sandi-sandi pramuka, cara main sulap kartu, membuat perangkat elektronik, dan lain sebagainya. Kebiasaan inilah yang menempanya untuk selalu berkreatifitas dan berinovasi dalam hidupnya. “mengajar sudah menjadi hobby saya dari kecil. sehingga tidak ada hari tanpa mengajar,” cetusnya.

Pengalaman ini terus dibawa hingga menjadi dosen dan konsultan berbagai ilmu. Pengalaman di berbagai bidang sudah menjadi DNA bagi beliau. Sehingga di saat kondisi Indonesia menghadapi Pandemi seperti sekarang Prof. Ekoji juga tidak bisa tinggal diam diri di rumah. “ketika pandemi terjadi, semua harus berkarya dan bekerja dari rumah. dan yang penting harus menjaga stamina tubuh agar tidak turun, sehingga tidak mudah terserang oleh virus ini,” tegasnya.

“Nah pada saat covid, saya tidak bisa lagi mengajar secara langsung tatap muka. kalau saya tidak mengajar, stamina menurun, kalau stamina menurun, saya bisa tertular virus,” imbuhnya.

Tidak ingin diam dan mati idenya, maka pada hari ke 5 lockdown di rumah, Prof Ekoji tergerak dan memutuskan untuk tetap mengajar via streaming YouTube. “saya ndak perduli ada atau tidak ada yang nonton, yang penting saya ngajar agar semangat. maka saya buatlah EKOJI CHANNEL di YouTube,” tegasnya.

Dari kajian Prof. Ekoji ternyata semua orang yang ikut dalam kuliah online  itu ternyata 80 persen adalah mereka yang pernah membli buku-buku yang saya tulis semenjak tahun 1998. Awalnya dia menulis buku juga dulu disuruh mahasiswa. Dimana ketika ada krisis ekonomi 1998, banyak mahasiswa S2 tidak sanggup membeli buku dalam mata uang dolar. Dalam kondisi ini Prof. Ekoji menelurkan karya pertama  yaitu ringkasan dari 50 buku bahasa Inggris yang dipinjam di perpustakaan. “Hal ini saya lakukan. untuk meringankan beban mahasiswa yang saya ajar. Judulnya adalah Manajemen Sistem dan Teknologi Informasi. Diterbitkan oleh Elex Media Komputindo,” ucapnya.

Ternyata buku ini menjadi best seller.. Semenjak itulah beliau mengajar sekaligus menulis. Spesialis buku yang ditulisnya berupa kumpulan dari tulisan atau biasa dikenal dengan bunga rampai.

Untuk memuluskan menerbitkan buku secara kontinyu, dia menargetkan bahwa dalam tiga bulan ada sekitar 100 halaman yang harus diselesaikan sehingga buku bisa diterbitkan. Alhasil Prof. Ekoji berhasil menulis lebih dari 75 buku yang diterbitkan, dan ratusan artikel. di era millennium. Kebanaykan buku dan tulisannya dibagikan secara gratis.

Produktifitasnya menjadi penulis didukung banyaknya waktu luang. dan pada saat itu belum ada internet.  Kini karena keterbatasan waktu maka Prof. Ekoji melakukan kombinasi. Sabtu Minggu digunakan menulis, Sisanya digunakan menjadi Youtuber.  “bagi saya, buku dan youtube adalah MARKETING BROCHURE atau MARKETING TOOLS. karena orang mengenal kita, baru mereka mengundang kita untuk bicara di acara mereka. dari situlah saya menghidupi keluarga saya hingga saat ini,” jelasnya.

Menurutnya menulis adalah cara kita menyampaikan buah pikiran lewat. Oleh karena itu beliau memberi trik agar supaya fokus, jangan menulis terlampau lama (kecuali anda membuat penelitian atau tulisan dokumenter). Paling lambat 100 hari sudah harus jadi buku. “Karena kalau lama-lama, kita kehilangan folkus, dan ilmu yang mau kita sharing sudah berkembang dan berganti lagi isunya,” tuturnya.

“ Makanya saya tawarkan, ayo menulis buku dalam SEMINGGU.... pak Yulius mau menulis dengan saya? DI tahun 2003, saya menulis dengan 20 mahasiwa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, hasilnya adalah 25 buku dalam 6 bula,” imbuhnya.

pilih satu judul yang lagi trend, bahas dari sisi yang tidak pernah terlihat orang lain. misalnya masalah COVID-19, saya belum pernah melihat orang yang melihat COVID-19 dari sisi peluang. Semua bicara masalah ancaman, kesedihan, ketakutan, dan lainnya. anak-anak jaman sekarang bilang: ANTI MAINSTREAM.

Prof. Ekoji menuturkan trik menulis agar selalu produktif yaitu mendisrupsi diri sendiri.. Caranya dengan menargetkan diri dalam jangka seminggu buku tidak jadi, maka kita dipecat oleh organisasi tempat kita bekerja. pasti bukunya jadi. “Nah cara lain dibalik. kalau anda saya kasih waktu seminggu untuk membuat 25 halaman saja mengenai 5W 1H dan tidak boleh lebih, maka anda akan cenderung berfikir fokus dan menulis yang penting-penting saja,” ungkapnya.

Hal lain yang tidak boleh dianggap remeh adalah harapan. Optimisme yang terus dipupuk dan dipacu terus juga menjadi motivasi sekaligus doa. Waktu kecil, cita-cita Prof. Ekoji sederhana sekali. “.Saya ingin keliling Indonesia melihat keindahan kota-kotanya, tapi dibayarin orang lain. setelah saya jadi penulis, tiba-tiba undangan seminar ke sana sini menggila. akhirnya dari tahun 1998 sampai 2003, saya sudah berkunjung ke 27 provinsi ketika itu,” ungkapnya.

Setelah itu optimism berkembang lagi.  Beliau berangan-angan ingin bisa keliling dunia, dibayarin orang lain. Mulailah dia mengunggah tulisan serta powerpoint (biasanya powerpoint dalam bahasa Inggris) ke internet.  Ternyata ada undangan dari beberapa negara. Jadi motivasi saya adalah ingin keliling dunia gratis dibayarin orang lain. Karena ingin melihat berbagai keindahan ciptaan Yang Maha Kuasa. Sampai saat ini saya sudah hitung, telah mengunjungi 73 negara. Masih lebih dari 100 negara lagi yang saya ingin lihat. makanya sekarang saya tetap menulis dan jadi youtuber,” pungkasnya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN INSTRUKSI PENDIDIKAN