Oleh : Abdul Azis Muslim
Inspirasi
orang-orang sukses menulis luar biasa. Salah satunya seperti yang diutarakan
oleh Prof. DR. Richardus Eko Indrajit. Mengajar merupakan bagian hidup yang
tidak terpisahkan dari kehidupannya sejak kecil. “saya sudah mengajar semenjak
di sekolah dasar, waktu itu saya besar di kota terpencil Dumai di Riau.
mengajar sudah menjadi hobby saya dari kecil. sehingga tidak ada hari tanpa
mengajar,” ungkapnya dalam diklat Online yang diselenggarakan oleh PGRI dibawah
asuhan Omjay.
Sejak
masih di Dumai Riau Prof Ekoji sudah mengajar macam-macam. mulai dari mengajar
sandi-sandi pramuka, cara main sulap kartu, membuat perangkat elektronik, dan
lain sebagainya. Kebiasaan inilah yang menempanya untuk selalu berkreatifitas
dan berinovasi dalam hidupnya. “mengajar sudah menjadi hobby saya dari kecil.
sehingga tidak ada hari tanpa mengajar,” cetusnya.
Pengalaman
ini terus dibawa hingga menjadi dosen dan konsultan berbagai ilmu. Pengalaman
di berbagai bidang sudah menjadi DNA bagi beliau. Sehingga di saat kondisi
Indonesia menghadapi Pandemi seperti sekarang Prof. Ekoji juga tidak bisa
tinggal diam diri di rumah. “ketika pandemi terjadi, semua harus berkarya dan
bekerja dari rumah. dan yang penting harus menjaga stamina tubuh agar tidak
turun, sehingga tidak mudah terserang oleh virus ini,” tegasnya.
“Nah
pada saat covid, saya tidak bisa lagi mengajar secara langsung tatap muka.
kalau saya tidak mengajar, stamina menurun, kalau stamina menurun, saya bisa
tertular virus,” imbuhnya.
Tidak
ingin diam dan mati idenya, maka pada hari ke 5 lockdown di rumah, Prof Ekoji
tergerak dan memutuskan untuk tetap mengajar via streaming YouTube. “saya ndak
perduli ada atau tidak ada yang nonton, yang penting saya ngajar agar semangat.
maka saya buatlah EKOJI CHANNEL di YouTube,” tegasnya.
Dari
kajian Prof. Ekoji ternyata semua orang yang ikut dalam kuliah online itu ternyata 80 persen adalah mereka yang
pernah membli buku-buku yang saya tulis semenjak tahun 1998. Awalnya dia
menulis buku juga dulu disuruh mahasiswa. Dimana ketika ada krisis ekonomi
1998, banyak mahasiswa S2 tidak sanggup membeli buku dalam mata uang dolar.
Dalam kondisi ini Prof. Ekoji menelurkan karya pertama yaitu ringkasan dari 50 buku bahasa Inggris
yang dipinjam di perpustakaan. “Hal ini saya lakukan. untuk meringankan beban
mahasiswa yang saya ajar. Judulnya adalah Manajemen Sistem dan Teknologi
Informasi. Diterbitkan oleh Elex Media Komputindo,” ucapnya.
Ternyata
buku ini menjadi best seller.. Semenjak itulah beliau mengajar sekaligus
menulis. Spesialis buku yang ditulisnya berupa kumpulan dari tulisan atau biasa
dikenal dengan bunga rampai.
Untuk
memuluskan menerbitkan buku secara kontinyu, dia menargetkan bahwa dalam tiga
bulan ada sekitar 100 halaman yang harus diselesaikan sehingga buku bisa diterbitkan.
Alhasil Prof. Ekoji berhasil menulis lebih dari 75 buku yang diterbitkan, dan ratusan
artikel. di era millennium. Kebanaykan buku dan tulisannya dibagikan secara
gratis.
Produktifitasnya
menjadi penulis didukung banyaknya waktu luang. dan pada saat itu belum ada
internet. Kini karena keterbatasan waktu
maka Prof. Ekoji melakukan kombinasi. Sabtu Minggu digunakan menulis, Sisanya
digunakan menjadi Youtuber. “bagi saya,
buku dan youtube adalah MARKETING BROCHURE atau MARKETING TOOLS. karena orang
mengenal kita, baru mereka mengundang kita untuk bicara di acara mereka. dari
situlah saya menghidupi keluarga saya hingga saat ini,” jelasnya.
Menurutnya
menulis adalah cara kita menyampaikan buah pikiran lewat. Oleh karena itu
beliau memberi trik agar supaya fokus, jangan menulis terlampau lama (kecuali
anda membuat penelitian atau tulisan dokumenter). Paling lambat 100 hari sudah
harus jadi buku. “Karena kalau lama-lama, kita kehilangan folkus, dan ilmu yang
mau kita sharing sudah berkembang dan berganti lagi isunya,” tuturnya.
“
Makanya saya tawarkan, ayo menulis buku dalam SEMINGGU.... pak Yulius mau
menulis dengan saya? DI tahun 2003, saya menulis dengan 20 mahasiwa Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta, hasilnya adalah 25 buku dalam 6 bula,” imbuhnya.
pilih
satu judul yang lagi trend, bahas dari sisi yang tidak pernah terlihat orang
lain. misalnya masalah COVID-19, saya belum pernah melihat orang yang melihat
COVID-19 dari sisi peluang. Semua bicara masalah ancaman, kesedihan, ketakutan,
dan lainnya. anak-anak jaman sekarang bilang: ANTI MAINSTREAM.
Prof.
Ekoji menuturkan trik menulis agar selalu produktif yaitu mendisrupsi diri
sendiri.. Caranya dengan menargetkan diri dalam jangka seminggu buku tidak
jadi, maka kita dipecat oleh organisasi tempat kita bekerja. pasti bukunya
jadi. “Nah cara lain dibalik. kalau anda saya kasih waktu seminggu untuk
membuat 25 halaman saja mengenai 5W 1H dan tidak boleh lebih, maka anda akan
cenderung berfikir fokus dan menulis yang penting-penting saja,” ungkapnya.
Hal
lain yang tidak boleh dianggap remeh adalah harapan. Optimisme yang terus
dipupuk dan dipacu terus juga menjadi motivasi sekaligus doa. Waktu kecil,
cita-cita Prof. Ekoji sederhana sekali. “.Saya ingin keliling Indonesia melihat
keindahan kota-kotanya, tapi dibayarin orang lain. setelah saya jadi penulis,
tiba-tiba undangan seminar ke sana sini menggila. akhirnya dari tahun 1998
sampai 2003, saya sudah berkunjung ke 27 provinsi ketika itu,” ungkapnya.
Setelah
itu optimism berkembang lagi. Beliau
berangan-angan ingin bisa keliling dunia, dibayarin orang lain. Mulailah dia
mengunggah tulisan serta powerpoint (biasanya powerpoint dalam bahasa Inggris)
ke internet. Ternyata ada undangan dari
beberapa negara. Jadi motivasi saya adalah ingin keliling dunia gratis
dibayarin orang lain. Karena ingin melihat berbagai keindahan ciptaan Yang Maha
Kuasa. Sampai saat ini saya sudah hitung, telah mengunjungi 73 negara. Masih
lebih dari 100 negara lagi yang saya ingin lihat. makanya sekarang saya tetap
menulis dan jadi youtuber,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar