Menulis ternyata tidak semudah
dibayangkan. Harus mengerti dan memahami seluk beluk tata cara penulisan yang
sesuai dengan keinginan. Beberapa hal yang perlu dipahami seorang penulis
diantaranya adalah kata, kalimat dan paragraf. Berikut beberapa ulasan menulis
yang disampaikan oleh Imam Fitri Rahmadi seorang dosen di Universitas Pamulang.
Elemen yang harus dimengerti dulu
agar tulisan bisa diterima oleh pembaca tidak terlepas dari pemilihan kata yang
disesuaikan dengan tujuan dan konteks penulisan. Unsur tersebut dikenal dengan
sebutan diksi. Menurut beliau diksi sangat penting sekali sebagaimana dalam
makanan dikatakan apakah tulisan seseorang enak dan tidak enak dibaca ya
tergantung pemilihan kata.
Ada tiga ranah yang dipakai saat
penggunaan diksi. Pertama ranah personal. Kedua, ranah formal. Ketiga, ranah
akademik. Ranah personal sifatnya santai dan cenderung tidak menggunakan bahasa
yang baku sebagaimana ranah formal dan ranah akademik. Sementara ranah formal
secara implisit sudah mengatur penggunaan kata yang sudah baku. Terakhir,
penggunaan diksi dalam ranah akademik, penggunaan katanya lebih rigid dan tidak
sembarangan.
Contoh penggunaan diksi tergambar
dalam kalimat dibawah ini :
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Pemilihan
kata sangat menentukan rasa
tulisan. Perihal pilihan kata yang tepat untuk menulis kalimat sesuai dengan
tujuan dan konteks penulisan disebut dengan diksi. Antara penulisan personal,
formal, dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun
dimaksudkan untuk mengungkapkan atau menggambarkan hal yang sama.
Sebagai contoh, coba cermati tiga kalimat di
bawah ini:
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Menurutnya satu kata saja dapat mengubah rasa
dari kalimat sehingga mengandung nilai yang berbeda pula. Antara
ngobrol-ngobrol, berbicara, dan berdiskusi, ketiganya sama-sama menggambarkan
proses bertukar informasi antara ibu guru dengan kepala sekolah. Namun, kata
ngobrol-ngobrol terasa lebih personal, kata berbicara terasa lebih formal,
sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik.
Dalam bahasa Inggris dimudahkan karena sudah
ada klasifikasi kelas yaitu general
English dan academic
English. Selain itu, terdapat banyak kamus yang khusus berisi
kumpulan kosa kata akademik atau academic words. Sementara penggunaan diksi dalam bahasa
Indonesia, sepertinya belum ada kamus khusus sehingga mau tidak mau Anda sendiri yang harus
cermat mempertimbangkan diksi pas jika ingin menggunakan diksi saat menulis
lebih formal atau akademik.
Tips lain yang dibagikan Bapak Iman
yaitu ketika menulis kalimat yang baik mesti menyesuaikan dengan Subjek, Prediket, Objek, dan Keterangan
(SPOK) sudah dipelajari sejak di bangku Sekolah Dasar (SD). Apakah anda masih
ingat?
Jika masih ingat, berarti baru saja anda
membayangkan sebuah kalimat sederhana atau tunggal yang setidaknya terdiri dari
subjek dan predikat, seperti “saya membaca” atau yang lebih lengkap “saya
membaca tulisan di blog.” Namun, yang selama ini jarang dipraktekkan dalam
menulis, bahwa juga terdapat aneka bentuk kalimat majemuk yang perlu diterapkan
dalam tulisan anda supaya tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca.
Terdapat 4 macam kalimat majemuk: setara,
rapatan, bertingkat, dan campuran. Jujur saja, saya sendiri tidak pernah
menerapkan keempat rumusan kalimat majemuk tersebut karena cukup rumit. Saya
justru selalu menggunakan rumus yang saya dapat ketika belajar bahasa Inggris
untuk keperluan akademik yang jauh lebih sederhana.
Kalimat sederhana:
Saya membaca tulisan di blog.
Saya membaca tulisan di blog.
Kalimat sederhana ini bisa dikembangkan
menjadi kalimat gabungan:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
Kalimat sederhana tersebut juga bisa dijadikan
kalimat kompleks:
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
Satu lagi, kalimat gabungan dapat disatukan
dengan kalimat kompleks yang kemudian disebut sebagai kalimat campuran:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
Agar tidak menjemukan Bapak Iman mewajibkan
saat menulis menerapkan variasi kalimat dalam setiap paragraph. Aneka kalimat
ini berlaku untuk penulisan personal, formal, dan akademik.
Terkait paragraf secara umum menurut Bapak Imam paragraf dibagi menjadi dua, yaitu paragraf
deduktif dan induktif. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama pada kalimat
pertama dalam paragraf dengan penjelasan dari umum ke khusus. Sedangkan paragraf
induktif adalah sebaliknya; gagasan utama pada kalimat terakhir dalam paragraf
degan penjelasan dari khusus ke umum. Nah, supaya tulisan enak dibaca dan mudah
dipahami, sebaiknya gunakan jenis paragraf yang pertama.
Gagasan utama yang terletak pada kalimat
pertama dalam sebuah paragraf memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide
pokok paragraf di awal. Berbeda ketika gagasan utama diletakkan pada kalimat
terakhir dalam sebuah paragraf, pembaca harus membaca sampai ujung paragraf
dulu baru mendapatkan ide pokoknya. Lantas bagaimana caranya menyusun paragraf
yang enak di baca dan mudah dipahami?
Sekarang saatnya menerapkan variasi kalimat
dalam sebuah paragraf. Caranya sederhana untuk membuat paragraf yang enak di
baca dan mudah dipahami: tulis kalimat topik dalam bentuk kalimat sederhana,
baru kemudian lakukan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelasnya.
Jadi, kalimat topik yang berlaku sebagai gagasan utama harus ditulis dalam
bentuk sesederhana mungkin. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks
untuk menuliskan gagasan utama. Sebaliknya, lakukan aneka variasi kalimat pada
beberapa kalimat penjelas dan diperhalus transisinya dengan konjungsi atau kata
penghubung. Supaya lebih jelas, mari kita lakukan simulasi paragraf dengan menggunakan
beberapa kalimat berikut:
Kalimat
topik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan.
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan.
Beberapa
kalimat penjelas:
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.
Apabila dijadikan satu paragraf yang semua
merupakan kalimat sederhana, maka jadinya seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas. Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel. Lebih banyak waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi. Menghemat biaya operasional kantor.
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas. Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel. Lebih banyak waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi. Menghemat biaya operasional kantor.
Namun, jika anda melakukan variasi bentuk
kalimat dan menambahkan beberapa konjungsi, menjadi lebih enak dibaca dan mudah
dipahami seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar