Oleh : Abdul Azis Muslim
Bukan
perkara mudah dalam menulis apapun tulisannya. Terkadang dihantui tulisannya
jelek, takut tulisannya dicela, takut tulisannya basi dan takut yang lain
membuat seorang enggan menungkapkan ide dalam bentuk tulisan.
Menurut
Catur Nurochman Oktavian Ketua Departemen Litbang PB PGRI menuturkan bahwa ada
dua musuh utama seorang penulis yang harus dilawan yaitu rasa takut dan rasa
malas.
Menurutnya
Setiap penulis yang baik tentu tidak membutuhkan “mood”. Mood harus
disingkirkan dari benak Anda jika menghambat kerja otak dalam menulis. Bayangkan
Anda seorang yang bekerja menghasilkan tulisan seperti wartawan, kolumnis, dan
redaktur majalah.
Isaac Asimov, seorang
penulis fiksi ilmiah yang memiliki reputasi bagus, mengakui bahwa cara ia
menulis adalah “simpel dan apa adanya”. “Saya garis bawahi. Menulislah dengan
simpel dan apa adanya,” ungkap Catur. Agar diterima media, maka
menulis hal yang aktual dan sesuai dengan gaya selingkung media yang akan dituju,
menjadi kunci sebuah tulisan diterbitkan Seperti dikatakan asimov
tadi, seorang penulis yang baik, maka ia dapat menulis dengan cepat.
Lebih jauh Catur
menjelaskan bahwa bahwa setiap orang yang mampu mengerjakan sesuatu dengan
baik, maka dipastikan ia dapat melakukan lebih cepat dibandingkan orang yang
tidak bekerja secara baik. Jadi menulis adalah sebuah kecakapan atau
keterampilan. “Bila Anda menguasai secara detail pengerjaan tulis menulis, maka
kecakapan itu akan berbanding lurus dengan kecepatan pengerjaan,” tegasnya.
Maka menurut pengurus PB
PGRI ini trik menulis ya dengan menulis dengan simpel dan apa adanya mengandung
maksud, jadilah dirimu sendiri ketika menulis. Bagaimana caranya menemukan gaya
atau menjadi diri sendiri ketika menulis? “Tentu dengan perbanyak menulis dan
membaca untuk mempelajari gaya tulisan orang lain atau copy the master”
ujarnya.
Dia menambahi agar tidak
membebani maka jangan memaksakan diri dengan menulis sesuatu yang berlebihan di
luar gaya Anda. Kalau suka traveling, tuliskan kisah perjalanan Anda. Dengan
ini tentu lebih mudah menuliskan sesuatu yang disukai. Tuturkan segala yang ada
secara sederhana dengan cara Anda.
Salah satu yang membuat
seseorang tidak mampu menghasilkan tulisan yang baik adalah karena mencoba
memasukkan kata atau kalimat yang membuat pembaca tidak paham pesan apa yang
dimaksud dalam tulisan itu. “Tuturkan segala yang ada secara sederhana dengan
cara Anda. Oleh karena itu, pesan dalam tulisan harus jelas dapat dipahami oleh
pembaca.,” jelasnya.
Jika menulis dengan
kalimat yang tidak simpel, maka tujuan pesan dalam tulisan tidak tersampaikan.
Bahkan hanya membuat kening pembaca berkerut. Untuk dia lagi-lagi memberikan
trik yaitu dengan menulis seperti berbicara. Ketika berbicara kepada
teman, tentu tidak ada keinginan Anda menggelembungkan kata atau kalimat dengan
bahasa yang berlebihan. “Ketika berbicara kepada orang lain, tentu sedapat
mungkin menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami, iya kan?,” jelasnya.
Untuk penulis pemula tidak
usah takut dan ragu dalam menulis. Dia mempunyai nasehat luar biasa. “Mengapa
Anda masih ragu menghasilkan draf tulisan yang pertama? Biarkan tulisan yang
dihasilkan jelek, karena Anda masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf
tersebut,” tegasnya.
Catur mengingatkan agar
penulis yang hendak menulis dan
mengirimkan ke media harus memahami tata aturannya. Setiap media memiliki gaya
selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. “Misalnya, kita perlu
mengetahui, berapa jumlah kata dalam artikel yang bisa dimuat di media itu, dan
aturan penulisannya,” ungkapnya.
Lagi-lagi Catur memotivasi
kepada penulis tidak usah kuatir tulisan kita ditolak dan dianggap jelek.
Perbaiki lagi kekurangannya, dan terus kirim lagi. “Tidak perlu takut salah.
Salah perbaiki dan kirim lagi,” pesannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar