Rabu, 04 September 2019

Hasil Review di Portal Rumah Belajar.ID


Hasil Review di Portal Rumah Belajar.ID Kategori Literasi
Oleh : Abdul Azis Muslim

Apa yang didalam portal Rumah Belajar.ID kategori literasi sungguh bagus. Didalamnya berisi berbagai inovasi pembelajaran di pelosok nusantara luar biasa bagus karena didalamnya mengandung berbagai macam inovasi pembelajaran yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Inovasi yang beragam di seluruh pelosok penjuru tanah air memberikan semacam motivasi dan semangat bagi guru dan pendidik di seluruh Indonesia. Sayangnya masih ada kelemahan yang penulis jumpai berupa kurang menariknya icon kategori maupun pelabelan yang tidak representative serta menonjol, sehingga bagi mereka yang baru masuk dan melihat, kurang tertarik untuk menjelajahi kategori dan isinya.

Saran penulis ke depan kalau bisa rumah belajar.id dikembangkan lebih sistematis dan integrative serta menarik tampilannya sehingga menggugah selera orang untuk mau masuk dan membaca lebih dalam apa yang terkandung didalamnya. Rumah belajar id menawarkan pembelajaran masa depan karena semua orang bisa belajar dimananapun dan kapanpun.

Yang paling keren lagi semua orang bisa menjadi guru dan murid. Semua bisa saling berbagi pengalaman dengan leluasa. Semua hal bisa dishare kepada semua orang di seluruh Indonesia bahkan bisa diakses ke seluruh dunia. Inilah ciri abad pembelajaran abad 21 yang menekankan 4 pondasi dasar yaitu 4C yaitu kritis, komunkatif, kolaborasi atau kerjasama serta kreativitas.  Kita bisa belajar dari apa yang kita pelajari dan kemudian kita bisa berbagi dari apa yang kita punyai. Saya yakin banyak pembaca yang searching untuk mempelajari portal rumahbelajar.id. Lihat disini.



Hasil review di Portal rumahbelajar.id  Kategori Sejarah

Oleh Abdul Azis Muslim

Ketika pembaca masuk ke web rumah belajar kategori sejarah, penuis awalnya kurang tertarik karena kurangnya pemahaman mengenai apa yang ditampilkan. Jika hanya mengandalkan video rasanya kurang puas sebagai pembaca. Paling tidak seharusnya kalau mau menarik pembaca, pengelola web bisa membuat tampilan menarik berupa tulisan ilmiah mengenai sejarah misalnya sejarah masjid-masjid tua di Indonesia. Referensi yang kuat dan sempurna makin membuat feature ini seharusnya bagus dan bisa menarik berbagai kalangan untuk masuk ke web rumah belajar kategori sejarah.

Untuk keunggulan pada kategori ini berupa banyak nya materi video sejarah berbagai peninggalan di Indonesia sehingga masyarakat Indonesia bisa mengenal lebih dekat mengenai situs-situs bersejarah dan layak untuk dibaca maupun diteliti lebih jauh.  Jika video dan tulisan dipadukan serta ditampilkan tanggapan dari responden maka situs ini bisa dibaca banyak orang dari berbagai penjuru tanah air bahkan luar negeri untuk mencari dan mengetahui tentang keragaman budaya dan aneka peninggalan sejarahnya.

Pembaca berkunjung ke situs yang dimaksud karena mereka menganggap web tersebut memberikan kebutuhan bagi pengakses. Salah satu alasan mengapa pengunjung membuka web tidak lain mereka dengan mudah segera paham dengan isi yang ditampilkan dalam situs yang dicari. Maka adanya fitur berupa tulisan pengantar menjadi hal yang penting dan tidak diabaikan begitu saja oleh pengelola web. Tulisan yang dibuat pengelola juga harus sesuai EYD dan menarik. Memang sulit untuk merangkai kata yang membuat betah pengunjung di halaman situs. Karena itu sedini mungkin pengeloa berupaya menampilkan tulisan pengantar yang berbobot dan menyenangkan.

Disamping itu dalam rumah belajar.id, pengelola harus memiliki tujuan jelas. Hal ini dibaca dari isi halaman yang ditampilkan pengelola harus relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dari hasil review, penulis melihat sebetulnya isi halaman memang bagus namun kurang diimbangi dengan tulisan sebagai pengantar sebelum pembaca masuk dan mengklik video dalam tema sejarah maupun tema-tema lain yang disajikan pengelola.

Update data dari penelusuran ke rumah belajar.id sudah berjalan bagus.. Berbagai kajian dan tema juga sudah tampak dilakukan pengelola. Sebagai web yang difungsikan sebagai rumah belajar bersama konten yang dikelola pengelola web sudah mencerminkan hal tersebut. Berbagai kreasi dan inovasi dari seluruh nusantara ditampilkan dengan menarik. Demikian ulasan yang bisa penulis sampaikan sebagai bahan perbaikan ke depan. Tetap jaya rumahbelajar.id. semangat !!

Hasil review Rumah Belajar.Id di atas merupakan tugas dalam rangka memenuhi Vicon Batch 5 102 Demak dengan menggunakan aplikasi google translate. Untuk lebih mantap mengetahui hasilnya maka hasil rekaman Speech to Text dapat dilihat disini serta hasil rekaman Text to Speech dapat dilihat disini.




Selasa, 03 September 2019


Hasil Review di Portal Rumah Belajar.ID Kategori Literasi dan Sejarah
Oleh : Abdul Azis Muslim
Staf Pengajar SMPN 1 Wedung

Apa yang didalam portal Rumah Belajar.ID kategori literasi sungguh bagus. Didalamnya berisi berbagai inovasi pembelajaran di pelosok nusantara luar biasa bagus karena didalamnya mengandung berbagai macam inovasi pembelajaran yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Inovasi yang beragam di seluruh pelosok penjuru tanah air memberikan semacam motivasi dan semangat bagi guru dan pendidik di seluruh Indonesia. Sayangnya masih ada kelemahan yang penulis jumpai berupa kurang menariknya icon kategori maupun pelabelan yang tidak representative serta menonjol, sehingga bagi mereka yang baru masuk dan melihat, kurang tertarik untuk menjelajahi kategori dan isinya.

Saran penulis ke depan kalau bisa rumah belajar.id dikembangkan lebih sistematis dan integrative serta menarik tampilannya sehingga menggugah selera orang untuk mau masuk dan membaca lebih dalam apa yang terkandung didalamnya. Rumah belajar id menawarkan pembelajaran masa depan karena semua orang bisa belajar dimananapun dan kapanpun.

Yang paling keren lagi semua orang bisa menjadi guru dan murid. Semua bisa saling berbagi pengalaman dengan leluasa. Semua hal bisa dishare kepada semua orang di seluruh Indonesia bahkan bisa diakses ke seluruh dunia. Inilah ciri abad pembelajaran abad 21 yang menekankan 4 pondasi dasar yaitu 4C yaitu kritis, komunkatif, kolaborasi atau kerjasama serta kreativitas.  Kita bisa belajar dari apa yang kita pelajari dan kemudian kita bisa berbagi dari apa yang kita punyai. Saya yakin banyak pembaca yang searching untuk mempelajari portal rumahbelajar.id. Lihat disini.


Sementara itu, Ketika pembaca masuk ke web rumah belajar kategori sejarah, penulis awalnya kurang tertarik karena kurangnya pemahaman mengenai apa yang ditampilkan. Jika hanya mengandalkan video rasanya kurang puas sebagai pembaca. Paling tidak seharusnya kalau mau menarik pembaca, pengelola web bisa membuat tampilan menarik berupa tulisan ilmiah mengenai sejarah misalnya sejarah masjid-masjid tua di Indonesia. Referensi yang kuat dan sempurna makin membuat feature ini seharusnya bagus dan bisa menarik berbagai kalangan untuk masuk ke web rumah belajar kategori sejarah.

Untuk keunggulan pada kategori ini berupa banyak nya materi video sejarah berbagai peninggalan di Indonesia sehingga masyarakat Indonesia bisa mengenal lebih dekat mengenai situs-situs bersejarah dan layak untuk dibaca maupun diteliti lebih jauh.  Jika video dan tulisan dipadukan serta ditampilkan tanggapan dari responden maka situs ini bisa dibaca banyak orang dari berbagai penjuru tanah air bahkan luar negeri untuk mencari dan mengetahui tentang keragaman budaya dan aneka peninggalan sejarahnya.

Pembaca berkunjung ke situs yang dimaksud karena mereka menganggap web tersebut memberikan kebutuhan bagi pengakses. Salah satu alasan mengapa pengunjung membuka web tidak lain mereka dengan mudah segera paham dengan isi yang ditampilkan dalam situs yang dicari. Maka adanya fitur berupa tulisan pengantar menjadi hal yang penting dan tidak diabaikan begitu saja oleh pengelola web. Tulisan yang dibuat pengelola juga harus sesuai EYD dan menarik. Memang sulit untuk merangkai kata yang membuat betah pengunjung di halaman situs. Karena itu sedini mungkin pengeloa berupaya menampilkan tulisan pengantar yang berbobot dan menyenangkan.

Disamping itu dalam rumah belajar.id, pengelola harus memiliki tujuan jelas. Hal ini dibaca dari isi halaman yang ditampilkan pengelola harus relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dari hasil review, penulis melihat sebetulnya isi halaman memang bagus namun kurang diimbangi dengan tulisan sebagai pengantar sebelum pembaca masuk dan mengklik video dalam tema sejarah maupun tema-tema lain yang disajikan pengelola.

Update data dari penelusuran ke rumah belajar.id sudah berjalan bagus.. Berbagai kajian dan tema juga sudah tampak dilakukan pengelola. Sebagai web yang difungsikan sebagai rumah belajar bersama konten yang dikelola pengelola web sudah mencerminkan hal tersebut. Berbagai kreasi dan inovasi dari seluruh nusantara ditampilkan dengan menarik. Demikian ulasan yang bisa penulis sampaikan sebagai bahan perbaikan ke depan. Tetap jaya rumahbelajar.id. semangat !!

Hasil review Rumah Belajar.Id di atas merupakan tugas dalam rangka memenuhi Vicon Batch 5 102 Demak dengan menggunakan aplikasi google translate. Untuk lebih mantap mengetahui hasilnya maka hasil rekaman Speech to Text dapat dilihat disini serta hasil rekaman Text to Speech dapat dilihat disini.




Sabtu, 31 Agustus 2019


Hasil Review di Portal Rumah Belajar.ID
Oleh : Abdul Azis Muslim
Apa yang didalam portal Rumah Belajar.ID sungguh bagus sekolah isinya luar biasa bagus karena didalamnya mengandung berbagai macam inovasi pembelajaran yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Inovasi yang beragam di seluruh pelosok penjuru tanah air memberikan semacam motivasi dan semangat bagi guru dan pendidik di seluruh Indonesia. Sayangnya masih ada kelemahan yang penulis jumpai berupa kurang menariknya icon kategori maupun pelabelan yang tidak representative serta menonjol, sehingga bagi mereka yang baru masuk dan melihat, kurang tertarik untuk menjelajahi kategori dan isinya. 

Saran penulis ke depan kalau bisa rumah belajar.id dikembangkan lebih sistematis dan integrative serta menarik tampilannya sehingga menggugah selera orang untuk mau masuk dan membaca lebih dalam apa yang terkandung didalamnya. Rumah belajar id menawarkan pembelajaran masa depan karena semua orang bisa belajar dimananapun dan kapanpun. Yang paling keren lagi semua orang bisa menjadi guru dan murid. Semua bisa saling berbagi pengalaman dengan leluasa. Semua hal bisa dishare kepada semua orang di seluruh Indonesia bahkan bisa diakses ke seluruh dunia. Inilah ciri abad pembelajaran abad 21 yang menekankan 4 pondasi dasar yaitu 4C yaitu kritis, komunkatif, kolaborasi atau kerjasama serta kreativitas.  Kita bisa belajar dari apa yang kita pelajari dan kemudian kita bisa berbagi dari apa yang kita punyai. Saya yakin banyak pembaca yang searching untuk mempelajari portal rumahbelajar.id. Lihat disini

Ketika pembaca masuk ke web rumah belajar.id penuis awalnya kurang tertarik karena kurangnya pemahaman mengenai apa yang ditampilkan. Jika hanya mengandalkan video rasanya kurang puas sebagai pembaca. Paling tidak seharusnya kalau mau menarik pembaca, pengelola web bisa membuat tampilan menarik berupa tulisan ilmiah mengenai berbagai tayangan video misalnya sejarah masjid-masjid tua di Indonesia. Referensi yang kuat dan sempurna makin membuat feature ini seharusnya bagus dan bisa menarik berbagai kalangan untuk masuk ke web rumah belajar. 

Untuk keunggulan pada kategori ini berupa banyak nya materi berbagai hal sehingga masyarakat Indonesia bisa mengenal lebih dekat mengenai berbagai hal yang sebetulnya sudah menarik tapi karena tidak adanya pengantar berupa narasi tulisan sehingga pembaca akhirnya enggan membuka video di dalamnya.  Jika video dan tulisan dipadukan serta ditampilkan tanggapan dari responden maka situs ini bisa dibaca banyak orang dari berbagai penjuru tanah air bahkan luar negeri untuk mencari dan mengetahui tentang berbagai hal yang ditawarkan oleh pengelola web rumahbelajar.id.

Revolusi Industri 4.0 menuntut para guru untuk bisa lebih kreatif, inovatif, komunikatif dan bisa berkolaborasi dengan teknologi informasi dan komunikasi. Hal tersebut tidak bisa dihindari dan harus dimiliki sebagai kompetensi jika tidak ingin peran guru digantikan oleh teknologi dan hilang ditelan jaman.

Selaras dengan kondisi di atas. Siswa generasi milenial saat ini begitu mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini tentunya memerlukan strategi model pembelajaran yang terintegrasi dengan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) agar bisa menghadirkan pembelajaran yang kritis, kreatif, inovatif dan kolaboratif dengan TIK. Kualitas Guru minimal harus seimbang dengan perkembangan siswa dibidang TIK agar menghasilkan pembelajaran yang interaktif antara siswa dan guru.Siswa dengan mudah dapat mengakses materi pembelajaran secara langsung melalui berbagai device, baik komputer, tablet maupun smartphone. Dengan banyaknya pilihan materi di dalam fitur “Sumber Belajar” dan “Karya Guru” pembelajaran di dalam kelas tidak lagi membosankan.

Pembelajaran yang kreatif, inovatif, komunikatif dan kolaboratif inilah yang diminati siswa generasi milenial. Dimana siswa bisa belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.

Hasil review Rumah Belajar.Id di atas merupakan tugas dalam rangka memenuhi Vicon Batch 5 102 Demak dengan menggunakan aplikasi google translate. Untuk lebih mantap mengetahui hasilnya maka hasil rekaman Speech to Text dapat dilihat disini




Jumat, 25 Januari 2019

Bahaya Rokok


Bahaya Rokok di Kalangan Pelajar !
 
 Abdul Azis Muslim

Selain masalah Narkoba yang mengintai bangsa Indonesia. Persoalan lain yang tidak kalah mengerikan adalah makin massifnya kebiasaan merokok di kalangan pelajar. Padahal bahaya rokok sudah jelas. Disisi lain, pelajar adalah tumpuan bangsa di masa yang akan datang. Lalu bagaimana sikap kita mengatasinya?
Menurut data dari  Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa ada  peningkatan prevalensi perokok dari 27% pada tahun 1995, meningkat menjadi 36,3% pada tahun 2013. Artinya, jika 20 tahun yang lalu dari setiap 3 orang Indonesia 1 orang di antaranya adalah perokok, maka  dewasa ini dari setiap 3 orang Indonesia 2 orang di antaranya adalah perokok.

Keadaan ini semakin mengkhawatirkan, karena  prevalensi perokok perempuan turut meningkat dari 4,2% pada tahun 1995 menjadi 6,7% pada tahun 2013. Dengan demikian, pada 20 tahun yang lalu dari setiap 100 orang perempuan Indonesia 4 orang di antaranya adalah perokok, maka dewasa ini dari setiap 100 orang perempuan Indonesia 7 orang di antaranya adalah perokok.

Lebih memprihatinkan lagi  adalah kebiasaan buruk merokok juga meningkat pada generasi muda. Data Kemenkes menunjukkan bahwa prevalensi remaja usia 16-19 tahun yang merokok meningkat 3 kali lipat dari 7,1% di tahun 1995 menjadi 20,5% pada tahun 2014. Dan yang lebih mengejutkan, lebih mengejutkan adalah usia mulai merokok semakin muda (dini).  Perokok pemula usia 10-14 tahun meningkat lebih dari 100% dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, yaitu dari  8,9% di tahun 1995 menjadi 18% di tahun 2013.
Mengutip data hasil  penelitian di RS Persahabatan (2013) memperlihatkan bahwa tingkat kecanduan atau adiksi pada anak SMA yang merokok cukup tinggi, yaitu 16,8%. Artinya 1orang dari setiap 5 orang remaja yang merokok,  telah mengalami kencaduan.  Penelitian ini  juga memperlihatkan bahwa rata-rata anak yang dilahirkan oleh ibu hamil yang merokok memiliki berat badan yang lebih ringan (<2500 gram) dan lebih pendek (<45 cm) dibandingkan dengan ibu yang tidak merokok (>3000 gram) dan lebih panjang (>50 cm).

Data-data tersebut menunjukan fakta bahwa merokok jelas berakibat pada buruk pada  kesehatan masyarakat Indonesia. Merokok merupakan faktor yang berakibat  sangat besar terhadap munculnya berbagai penyakit. Seorang perokok mempunyai risiko 2 sampai 4 kali lipat untuk terserang penyakit jantung koroner dan memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit kanker paru dan penyakit tidak menular (PTM) lainnya.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, jumlah orang meninggal akibat rokok terus meningkat dari tahun ketahunnya. Tercatat pada tahun 2012 sebanyak 117.575 orang sedangkan catatan hingga oktober 2013 sebanyak 94.960 orang.
Dirincikannya, terkena penyakit hipertensi sebanyak 108.515 orang (2012) dan hingga oktober 2013 sebanyak 88.833 orang. Akibat jantung sebanyak 3.568 orang (2012). Dan 2.804 (2013). Terkena stroke sebanyak 2.665 orang (2012) dan 1.711 orang (2013). Terkena penyakit paru-paru abstruksif kronis (PPOK) sebanyak 2.832 ditahun 2012 dan sebanyak 1.612 orang per 2013.
Sedangkan hasil riset terbaru dari Muhammad Ricky Cahyana selaku Sekjen Komunitas Anti Rokok Indonesia (KARI) diketahui bahwa jumlah remaja yang merokok setiap tahunnya semakin meningkat. Saat ini terdapat 1,1 miliar penghisap rokok antara usia 9 hingga 12 tahun dan 45 persennya adalah pelajar.
Jika melihat data di atas jelas bahwa peredaran dan penjualan rokok di kalangan pelajar sudah dalam taraf darurat. Tanpa upaya yang serius maka sangat mustahil untuk memberantas kebiasan merokok di kalangan pelajar sebagaimana kesulitan Indonesia dalam memberantas Narkoba.
Salah satu kelemahan dalam mengurangi kebiasaan merokok dikalangan siswa adalah kemudahan dalam mendapatkan rokok di lingkungan sekitar mereka. Upaya untuk memutusnya yang harus dilakukan segera adalah memutus rantai penjualan bagi pelajar. Harus ada tindakan bersama dan nyata dari pihak terkait. Salah satunya dari masyarakat yang harus jeli dan berani tegas terhadap penjual yang menjual ke kalangan pelajar atau tegas terhada pembeli yang statusnya masih pelajar. Kalau cara ini tidak bisa dilakukan tidak ada jalan lain kecuali dengan menegakkan aturan yang berlaku.
Sebetulnya dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan tepatnya Pasal 49 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 menyebutkan, dalam rangka penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok. Kawasan itu antara lain dijelaskan pada pasal 50 yaitu fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
Hanya saja meski aturan sudah jelas tapi dalam penindakan seringkali kurang tegas. Mungkin karena jumlah personel penegak hukum yang minim sehingga terkendala oleh waktu dan kondisi sehingga tidak maksimal dalam melaksanakan tindakan tegas dan terukur bagi para mereka yang melanggar aturan.
Menurut penulis harus ada ketegasan dalam menerapkan aturan yang berlaku khususnya kepada mereka yang menjual rokok kepada para pelajar. Tanpa adanya kesungguhan menindak sebagaimana diamanatkan dalam aturan maka seperti macan ompong, hanya galak di kertas saja tidak member efek jera.
Tindakan tegas aparat bisa dilakukan dengan melakukan tindakan tegas terhadap mereka yang ditemukan melanggar aturan. Hal ini diperlukan untuk memberkan efek kejut bagi penjual rokok yang secara terang-terangan berani menjual rokok yang belum memenuhi syarat. Shock terapi ini perlu agar memberikan ketakutan bagi penjual rokok yang masih nekat menjual rokok kepada pelajar. Penulis yakin dengan ketegasan aparat menindak mereka yang menjual ke pelajar maka bisa memutus rantai kecanduan rokok. Muaranya adalah memutus rantai perokok sehingga target untuk mencetak generasi emas 2045 bisa tercapai.

Satu Hari Satu Artikel Mudah Kok!

Oleh:  Abdul Azis Muslim* Bagi orang yang tidak biasa menulis rasanya membayangkan judul di atas mungkin menyeramkan. Bagaimana bisa, m...